Sebanyak 1.254 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) II yang terbesar di 100 sekolah di wilayah Medan, Deliserdang, Binjai dan Langkat.
Pelepasan PPL dilakukan Rektor UMSU diwakili WR I UMSU, Dr Muhammad Arifin Gultom, MHum, didampingi WR III, Dr Rudianto, MSi, Dekan FKIP UMSU, Dr Elfrianto, MPd, para wakil dekan dan dosen pembimbing.
Dekan FKIP UMSU, Elfrianto mengatakan, 1.254 mahasiswa yang ikut PPL II terdiri dari Program Studi Pendidikan Matematika (284 mahasiswa), Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (273), Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (335), Program Studi Pendidikan PPKn (41), Program Studi Pendidikan Akuntansi (116), dan Program Studi Bimbingan Konseling (205).
“Ini adalah pelaksanaan PPL terakhir untuk kurikulum yang lama. Artinya, yang mengikuti PPL ini harus berhati-hati. Seandainya anda tidak lulus dalam mengikuti PPL, nantinya ke depan tidak diketahui akan diikutkan di mana lagi. Kurikulum baru tidak ada lagi istilah PPL, tetapi magang I, II dan III serta KKN pendidikan. Jadi kami berharap agar diikuti dengan sebaik-baiknya,” katanya
Ada dua yang patut menjadi perhatian bagi mahasiswa yang ikut PPL yakni disiplin, dan kuasa materi. Apa pun nantinya yang disuruh dosen pemimbing, guru pamong, kepala sekolah atau wakil kepala sekolah. Ketika guru tidak hadir tentunya guru akan menyuruh untuk menggantikan masuk ke kelas.” Peserta PPL mengiyakan tetapi tidak hadir. Artinya, itu tidak disiplin, jika tidak mau harus mengatakan sejujurnya, pesannya.
Dia menambahkan, selama satu bulan mahasiswa PPL full di sekolah. Setelah September 2017 akan ada perkuliahan sekitar 15 SKS di kampus. “Jangan pernah membuat alasan yang lain. Jika punya alasan kuliah harus menunjukkan roster. Di sekolah tidak masuk alasan kuliah, di kampus tidak masuk alasan PPL. Ini tidak ada seperti itu,” katanya.
Mahasiswa juga harus menguasai materi. Kalau sudah disiplin bagus baru materi. Jangan materi bagus tetapi tidak disiplin maka sama saja. Nilai PPL II diserahkan 100 persen, maka ketika sekolah menyatakan tidak lulus maka tidak bisa diganti, katanya.
WR I UMSU, Muhammad Arifin Gultom berharap kepada mahasiswa yang ikut PPL II bisa lulus sehingga tidak menjadi masalah. Maka, kedisiplinan mahasiswa perlu ditingkatkan dengan mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan sekolah. Yang paling utama adalah disiplin, ujarnya.
Mahasiswa harus mengikuti instruksi yang sudah disampaikan guru pamong dan dosen pembimbing. Sebagai calon guru harus tetap mengingat apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, yakni di depan harus menjadi panutan, di tengan harus membimbing dan di belakang harus bisa mendorong anak didik supaya bisa berhasil. Inilah tugas guru dan harus dipraktikkan, katanya.
Dia menegaskan, yang tidak kalah penting bagi mahasiswa yang ikut PPL yakni menjaga kesehatan dan menjaga nama baik kampus. Jaga nama baik almamater, jaga nama baik dosen pembimbing, jaga nama baik dosen pembimbing. Jangan sampai meninggalkan hal-hal yang buruk dan kita tidak pernah berharap jika mahasiswa dari FKIP UMSU kurang disiplin, katanya. (sumber; ans)