Medan- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UMSU) menyelenggarakan kuliah umum dan seminar nasional membahas persoalan guru pada, 2 Mei 2016 di Auditorium UMSU Jalan Kapt Mukhtar Basri Medan.
Rektor
UMSU, Dr. Agussani, MAP mengapresiasi seminar nasional yang digelar FKIP UMSU.
Dia mengatakan pada Hari Pendidikan Nasional, semua mengenang perjuangan Ki
Hajar Dewantara. Tetapi, sebagai warga Muhammadiyah kita tidak boleh lupa.
Bahkan peran pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan sangat besar memberikan
kontribusi memajukan pendidikan.
Dekan FKIP UMSU, Elfrianto, MPd didampingi Ketua Panitia, Mandra Saragih SPd
MHum mengatakan, FKIP UMSU tahun ini menggelar gebyar Hardiknas dengan berbagai
kegiatan seperti lomba mewarnai untuk anak TK dan PAUD, bazaar, seminar
nasional dan gerak jalan santai.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dedi Iskandar, yang menjadi salah seorang pembicara, mengatakan, permasalahan pemerataan guru di Indonesia seharusnya sudah selesai. Tetapi, sayangnya sampai saat ini masih saja menjadi kendala.
Dia
menjelaskan, banyak guru-guru yang berkualitas ketika baru 3-5 tahun mengajar
di daerah terpencil sudah minta pindah. Akibatnya, di satu sekolah untuk guru
mata pelajaran tertentu mengalami kelebihan.
Iskandar juga mengkritisi sikap kepala daerah yang hobi menahan-nahan anggaran pendidikan. Padahal, dari pemerintah pusat sudah cair, tetapi tanpa alasan yang jelas. Kepala daerah selalu saja menahan dan ada juga yang mengkorupsi dana pendidikan tersebut. “Guru yang seharusnya sejahtera tetapi hingga kini tidak kunjung sejahtera juga,” cetusnya
Pembicara sebelumnya, Mutsuhito Solin lebih mengharapkan agar mahasiswa meningkatkan wawasan. Antara lain dengan rajin membaca buku dan membuat perpustakaan pribadi serta mampu memenej waktu belajar. “Saya ketika menjadi Ketua Dewan Pendidikan Kota Medan pernah menyarankan kepada walikota agar pada pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Televisi tidak boleh dihidupkan. Anak-anak usia sekolah harus belajar,” sarannya. (sumber KCOL)